Tugasku Tentang Public Sphere
Dosen : PAK ANTHONY
Habermas’s (1926/1989) dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris yang berjudul “The Structural Transformation of the Public Sphere” memberikan gambaran tentang konsep public sphere dalam perbincangan melalui peran media dalam kehidupan berpolitik. Public sphere merujuk pada definisi ruang secara lebih luas(nasional) yang menyediakan otonomi dan membuka arena untuk debat public.
Habermas mengungkapkan pandangan pesimistik tentang konsekuensi dari demokrasi di jaman modern, public cenderung dimanipulasi oleh media untuk membantu pembentukan opini. Curran(1996) menurutnya model public sphere harus berada pada zona yang netral dimana ruang itu digunakan untuk mengakses informasi yang relevan, dalam public sphere, perbincangan yang terjadi juga harus bebas dari dominasi dan semua partisipan dalam debat public harus berada pada basis yang sama. Media sendiri memfasilitasi proses dengan menyediakan arena debat public dan juga merekonstruksi individu sebagai bagian dari public dalam pembentukan public opinion.
Schulz(1997) mendeskripsikan model “media-constructed public sphere”, berdasar teori dan penelitian dalam komunikasi politik terlihat banyak sekali terdapat kontribusi yang negative terhadap masyarakat daripada kontribusi yang positif. Melihat model itu , media massa memiliki peranan yang sentral dalam system politik. James carey(1999) mengkritik media saat ini yang tidak lagi terbuka dalam demokrasi.
John Dewey, Blumer. Mengaitkan konsep publik dengan unsur masyarakat. Bahwa public adalah kumpulan individu yang disatukan oleh kesamaan isu, kepentingan, dan sebagainya. Ada beberapa pandangan lain tentang public. Misalkan pandangan bahwa Mereka tidak disatukan oleh kesamaan lokasi. pandangan lain bahwa dari tradisi Yunani dan juga awal Eropa publick identik dengan berada disatu lokasi. Jadi, public tidak terikat tempat. Misalkan public Lapindo, musik dewa, dan sebagainya. Bahwa public itu bermacam-macam. Setiap individu akan menjadi public untuk isu atau kepentingan yang bermacam-macam.
Rekomendasi Lippmann adalah opini publik agar merujuk kepada lembaga rasional intelejen independen. Lembaga ini terdiri dari kumpulan orang-orang yang bekerja dengan metode ilmiah, sehingga pengetahuan yang dihasilkan juga lebih kuat. Untuk kontek sekarang, ini yang dapat kita kenali dari fenomena kemunculan think tank. Lembaga yang di Indonesia juga mulai kelihatan belakangan ini seperti The Wahid Institute, Akbar Tanjung Institute, Soegeng Sarjadi Syndicate, dan sebagainya. Lembaga-lembaga kajian strategis yang akan mempengaruhi opini publik baik melalui tulisan dimedia massa, jadi pembicara talkshow, menulis buku, menerbitkan jurnal, dan sebagainya. Sekalipun kita tentu saja baru mengenal lembaga semacam ini baru pasca orde baru ; sekalipun sebelumnya telah ada CSIS dan Cides. Namun baru pasca orde baru bermunculan banyak lembaga yang juga produktif dalam ikut mempengaruhi opini publik.
Jadi menurut pemikiran Lippman, rujukan opini publik mestinya pengetahuan yang dihasilkan berdasarkan kerja para ahli ; sehingga hal ini mengingatkan pada pandangan yang platonis dimana kebijakan dihasilkan oleh sekelompok kecil elit daripada orang banyak. Hal itu disebabkan Pengetahuan yang dihasilkan dari aktivitas jurnalisme menghasilkan the picture in our heads, membentuk streotype. Dengan demikian tidak mampu membawa masyarakat memahami secara utuh fakta sosial. Jurnalisme dengan sifat kerja yang terburu-buru, dengan keterbatasan ruang, dan sebagainya tidak mampu menghasilkan informasi yang layak untuk dijadikan sandaran dalam proses pembentukan opini publik
Dalam opini publik terdapat konsep public sphere. Bahwa proses pembentukan opini publik tidak dapat melupakan arti penting yang dimainkan oleh ruang-ruang publik dimana terjadi interkasi face to face dalam rangka mendiskusikan isu-isu publik. Sebagaimana keberadaan salon, cafeshop dan sebagaimanaya pada abad 18 di Eropa. Fenomena ini masih dapat diadaptasi untuk kontek pada masyarakat Indonesia. Di indonesia sekarang misalkan dapat dilihat melalui fenomena toko buku, Pengajian, arisan, dan sebagainya.
Keberadaan LSM juga merupakan salah satu unsur yang terlibat dalam pewacanaan opini publik. Lsm dapat dikelompokan sebagai attentive public, dibanding orang awam yang sering dikategorikan sebagai general publik. Bandingkan dengan elite publik,yaitu pengambil kebijakan.
Memakai konsep public sphere yang memandang arti penting media sebagai stimulus bagi perbincangan public. Jadi, opini publik akan terbentuk melalui speech, perbincangan.
Dewasa ini, dapat pula kita masukan yang relevan dengan pembahasan tentang opini publik adalah konsep public sphere dari Habermas dan Manufacturing Consent dari Chomsky-Herman. ini pembahasan tersendiri berkaitan dengan propaganda di era media industri dewasa ini Karena bertalian dengan proses terbentuknya sikap yang berlangsung pada masyarakat. Misalkan public sphere dapat dijadikan dasar untuk menjelaskan tentang bagaimana sesungguhnya proses terbentunya opini publik dimana peran dari speech menjadi penting. Bahwa keberadaan dari media massa hanyalah sebagai stimulus bagi berlangsungnya speech ditengah-tengah publik. Dengan kata lain, pandangan ini justru menguatkan arti penting dari interpersonal communication dan small group communication.
Sedangkan Manufacturing Consent, tampaknya, berkaitan dengan peran yang dilakukan media massa industri yang berkaitan dengan upaya melakukan propaganda. Jadi dalam kontek ini pandangan mengenai opini publik dilihat sebagai proses berlangsungnya pembentukan fase kesadaran (consciousness) yang dilakukan oleh media industri. Inilah pendekatan kritis terhadap fenomena media industri, yang dewasa ini merupakan fenomena yang semakin marak dan tentu saja ditengah kematian dari media-media yang berorientasi pada publik atau komunitas. Fenomena Daniel Bell, The Passing of Traditional Society, merupakan aspek yang penting betapa kemudian karya ilmiah dapat menjadi dasar suatu kebijakan modernisasi kemudian dihasilkan dan diberlakukan bagi negara-negara dunia ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar